Senin, 24 Desember 2012

LOKAKARYA PUTIH ABU – ABU se_KAB. BULUKUMBA


LOKAKARYA PUTIH ABU – ABU se_KAB. BULUKUMBA

Pendidikan bagi masyarakat dipandang sebagai “human investment”, ini berarti bahwa secara historis maupun filosofis, pendidikan telah ikut mewarnai dan menjadi landasan moral, dan etik dalam proses pembentukan jati diri bangsa. Salah satu bukti otentiknya sebagaimana dinyatakan dalam tujuan pendidikan nasional (UUSPN Bab II pasal 4). Sasaran pendidikan sebagaimana dimaksudkan dalam tujuan pendidikan nasional adalah tercapainya manusia seutuhnya, yang ciri utamanya beriman dan bertakwa kepada tuhan, dengan berbagai atribut lainnya yang menyangkut dimensi cipta, rasa dan karsa (kognitif, afektif, dan psikomotorik).
Pendidikan dengan demikian menjadi variabel yang tidak dapat diabaikan dalam mentransformasi pengetahuan, nilai-nilai dan keterampilan yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan. Dalam konteks ini, pendidikan memiliki dua fungsi utama, yaitu fungsi konservatif dan progressif. Fungsi konservatif pendidikan adalah bagaimana mewariskan dan mempertahankan identitas dan cita-cita suatu masyarakat. Sedang fungsi progressif pendidikan adalah bagaimana aktivitas dapat memberi pembekalan dan pengembangan pengetahuan, nilai-nilai dan keterampilan sehingga generasi penerus memiliki kemampuan dan kesiapan dalam menghadapi tantangan kehidupan masa depan.
Cita-cita dan harapan mulia itu tentunya harus memiliki dukungan yang kuat dari berbagai komponen, diakui atau tidak dunia pendidikan tidak pernah lepas dari segala ketergantungan dan pengaruh sosial suatu bangsa. Idealnya pendidikan haruslah bersih dan lepas dari segala bentuk apapun agar jalan yang dilaluinya menjadi lebih independen dan dapat survive dalam kondisi apapun.
Sejarah pendidikan bangsa ini memiliki kisah yang tidak menyenangkan hanya kesedihan yang selalu menyertainya, setelah hidup lama pada masa otoriter, represif, dan anti demokrasi yang memaksa dan menjadikan dunia pendidikan sebagai jalur alternatif bagi usaha kelanggengan kekuasaan dan kepentingan. Kondisi tersebut mengakibatkan ketimpangan dan kesenjangan sosial, meminjam istilah freire, hal demikian merupakan sebuah penindasan  yang pada akhirnya menghancurkan tatanan moral dan harkat kemanusiaan (dehumanisasi).
Setelah arus reformasi lahir dimana “keran” kebebasan dan demokrasi terbuka lebar agaknya dunia pendidikan dapat kembali “tersenyum” dan menghidupkan rasa percaya diri serta sikap optimis yang telah lama mati demi mewujudkan cita-cita. Namun akibat interpretasi yang berbeda-beda dalam memahami dan memaknai reformasi sebagai titik balik kearah perbaikan menjadikan arah pendidikan tidak menentu dan cenderung mengikuti arus, kebijakan dari kelompok elemen bangsa yang mengaku juru selamat, hal itu merupakan indikasi bahwa peran dan keadaan politik suatu bangsa sangat mempengaruhi eksistensi pendidikan.
Untuk itulah agar pendidikan memiliki visi, misi, dan orientasi yang jelas, perlu adanya kesepakatan yang harus dilakukan oleh segenap elemen negeri ini, terutama pemegang kebijakan politik agar sama-sama komitmen dalam mewujudkan pendidikan yang humanis dan anti penindasan.
Mengerucut dalam lingkaran pendidikan di Kabupaten Bulukumba, perlu suatu tatanan pengembangan orientasi pendidikan kearah pengembangan pendidikan berkarakter. Diharapkan para siswa atau pun para guru mampu memliki keterampilan sebagai nilai plus dalam mewujudkan tujuan dan cita-cita bersama. Kurang lebih 4.000 siswa setiap tahun menyelesaikan studinya di Tingkat SMA/Sederajat di Kabupaten Bulukumba. Pertanyaannya, apakah semua sudah terserap di berbagai lingkungan masyarakat dalam rangka perbaikan taraf kehidupan.
Melalui kegiatan “LOKAKARYA PUTIH ABU-ABU” pada 27 Januari 2013 mendatang, ini diharapkan menjadi wadah kebersamaan dari sebuah kesepakatan yang lahir atas nurani bangsa, bukan sekedar janji semu yang selalu manis diungkapkan. Itu semua harus diwujudkan untuk membuat tatanan sistem pendidikan yang kokoh yang dapat mengawal arus reformasi ini kearah perbaikan. Tema yang dipakai untuk acara ini adalah “Meraih Impian dengan Investasi Pendidikan”.
Kembali melihat acara tahunan Kerukunan Keluarga Mahasiswa Bulukumba yang paling rutin dilaksanakan adalah acara TRY OUT AKBAR. Namun, kali ini konsep kegiatan yang dilakukan telah diubah demi dan kegiatan demi kegiatan pun mulai ditambahkan. Itulah dasar perubahan nama kegiatan dari TRY OUT AKBAR UN menjadi LOKAKARYA PUTI ABU – ABU 2013.
Konsep kegiatan kali ini sangat jauh berbeda dari konsep kagiatan – kegiatan tahun lalu. Munculnya generasi – genarasi baru di KKMB maka memunculkan pula banyak pemikiran – pemikiran baru tentang rancangan kegiatan.

Jenis kegiatan yang jadi pembeda kegiatan kali ini adalah dengan adanya SEMINAR MOTIVASI yang juga akan didapatkan siswa pada hari yang sama tersebut, kemudian  siswa yang datang pula akan diberikan sosialisasi beasiswa Bidikmisi dan puluhan beasiswa sejenis yang ada di ruang lingkup kampus Unhas(kerjasama KKMB dengan Ikatan Keluarga Bidikmisi/IKAB UNHAS) dan sosialisasi jalur masuk Universitas Hasanuddin.
          Pada kegiatan kali ini, pihak panitia pelaksana bersama unsur warga KKMB akan menghadirkan Wakil Rektor III bag. Kemahasiswaan Universitas Hasannuddin yaitu ayahanda Ir. Nasaruddin Salam, M.T dan Dekan Kehutanan Unhas ayahanda ayahanda Prof.Dr.Ir.H.Muh. Restu, M.P yang kedua – duanya adalah sedikit dari sekian banyak pemimpin di birokrasi Unhas asal Bulukumba. Belum lagi pemimpin di Lembaga Kemahasiswaan yang notabene adalah putra daerah tercinta (Bulukumba) yang sekarang masih aktif di KKMB.

Maka dari itu sepatutnyalah kita berbangga terlahir sebagai putra daerah Bulukumba, untuk itu kita sebagai generasi penerus harus mengembangkan potensi – potensi yang kita miliki masing demi nama daerah kita, demi masa depan kita, demi orang tua kita, dan demi institusi pendidikan yang dari dulu sampai sekarang telah memberi kita banyak pelajaran berharga.


Azrul Amar( Forestry Management )
   Koord. Humas Lokakarya Putih Abu – Abu.(085396087488)
·         Dinar Al Qadri ( Law Department )
·         A. Rezky Setyawan ( Maritime and Fishery Science Department )
·         A. Rezky Agustiani Ningsih ( Forestry Management )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar