Kamis, 01 November 2012

PENELITIAN AMMATOA


LAPORAN HASIL PENELITIAN
Museum Adat Bola Kambarae
Di
S
U
S
U
N
Oleh   :
A S R U L   A M A R
XII IPS 2
MAN TANETE BULUKUMBA
T.A 2011 / 2012




KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur senantiasa kita panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan laporan penelitian di Museum Adat Bola Kambarae Kec.Bulukumpa Kab.Bulukumba dengan lancar dan tanpa hambatan sedikit pun.
             Saya sangat berterima kasih kepada guru bidang studi sosiologi Bapak Bahar.MB S,Pd atas bimbingannya dalam penyusunan laporan ini. Saya juga tak lupa berterima kasih kepada Bapak A.Rahmat Ansaruddin selaku Pemangku Adat Museum Bola Kambarae yang telah memberikan banyak informasi demi terselesainya laporan ini. 
Saya menyadari, bahwa isi laporan belum terlalu lengkap dan masih jauh dari sempurna. Karena itu kritik, masukan, dan sumbang saran pembaca sangat saya harapkan.
Wassalam.


Tanete, 19 Februari 2012
                                                                                     AZRUL AMAR.jpg
( ASRUL AMAR )
NIS : 02.3516



DAFTAR ISI
SAMPUL
KATA PENGANTAR ………………………………………………………… i
DAFTAR ISI …………………………………………………………………… ii
BAB I . PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang…………………………………………………...1
B.     RumusanPermasalahan ……………………………………. ……1
C.     Tujuan Penelitian ………………………………………………...2
D.    Manfaat Penelitian………………………………………………..2
BAB II . PENELAAHAN KEPUSTAKAAN
A.    Penemuan Yang Lalu …………………………………………….3
B.     Penemuan Baru …………………………………………………..3
C.     Teori Yang Mendasari Penelitian ………………………………..4
BAB III . PELAKSANAAN PENELITIAN
A.    Pelaksanaan Penelitian …………………………………………...5
B.     Proses Dan Peserta Penelitian ……………………………………5
BAB IV . HASIL PENELITIAN
A.    Sejarah Kerajaan Bulukumpa ……………………………………6
B.     Sejarah Rumah Adat Bola Kambarae ……………………………8
BAB V . KESIMPULAN
A.    Kesimpulan………………………………………………………..9
B.     Saran………………………………………………………….…...9
DOKUMENTASI………………………………………………………………………….




BAB I
PENDAHULUAN
A.   LATAR BELAKANG
    Berbicara tentang Makassar maka adalah identik pula dengan suku Bugis yang serumpun. Istilah Bugis dan Makassar adalah istilah yang diciptakan oleh Belanda untuk memecah belah kedua etnis ini. Hingga pada akhirnya kejatuhan Kerajaan Makassar pada Belanda, segala potensi dimatikan, mengingat Suku ini terkenal sangat keras menentang Belanda. Dim anapun mereka bertemu Belanda, pasti diperanginya. Beberapa tokoh sentral Gowa yang menolak menyerah seperti Karaeng Galesong, hijrah ke Tanah Jawa memerangi Belanda disana. Bersama armada lautnya yang perkasa, memerangi setiap kapal Belanda yang mereka temui.

   Makassar masih sangat panjang. Generasi demi generasi yang terampas harga diri dan kepercayaan dirinya sedang bangkit bertahap demi bertahap sambil berusaha menyambung kebesaran nama Makassar, "Le'ba Kusoronna Biseangku, Kucampa'na Sombalakku. Tamammelokka Punna Teai Labuang"

   Salah satu daerah yang sangat menonjol di daerah Makassar adalah Kabupaten Bulukumba. Karena di daerah ini terdapat sumber daya alam yang sangat berlimpah. Salah satunya yang paling terkenal adalah Perkebunan Karet(PT.LONDON-SUMATERA Indonesia) yang terdapat di kecamatan Bulukumpa, dan sampai saat ini menjadi ikon dari kecamatan Bulukumpa. Sebagaimana diketahui sendiri bahwa perkebunan itu adalah bekas perkebunan milik penjajah Inggris yang menjadi asset terbesar di kecamatan Bulukumpa bahkan  Sulawesi Selatan.

    Nah, berbicara mengenai PT.LONSUM, tentu tak lepas dari Kecamatan Bulukumpa.Maka dalam laporan ini akan dijelaskan sedikit Informasi yang berkaitan dengan wilayah Bulukumpa yang memiliki nilai sejarah yang sangat luar biasa.


B.     RUMUSAN PERMASALAHAN
·         Bagaimana sejarah Lahirnya Kerajaan Bulukumpa sampai akhirnya menjadi sebuah daerah seperti sekarang ?
·         Apa Hubungan antara Rumah adat Bola Kambarae dengan Sejarah Bulukumpa ?

C.    TUJUAN PENELITIAN
Ø  Mencari informasi tentang sejarah lahirnya Bulukumpa sampai akhirnya menjadi daerah yang makmur dan sejahtera.
Ø  Mencari tahu tentang hubungan antara rumah adat Bola Kambarae dengan sejarah kerajaan Bulukumpa,

D.    MANFAAT PENELITIAN
Ø  Memberikan Pengetahuan kepada siswa tentang awal mula terbentuknya Bulukumpa.
Ø  Memberikan pembelajaran akan pentingnya menjaga silaturahmi antar bermasyarakat
Ø  Memberikan pembelajaran bagi generasi muda akan pentingnya menjaga dan mempertahankan tradisi, budaya, dan adat yang ada di Bulukumpa.
            Adapun tradisi / budaya yang harus dijaga antar sesama masyarakat, baik yang ada di Bulukumpa sendiri maupun diluar Bulukumpa selama masih berada di wilayah Sulawesi Selatan yaitu :
ü  SIPAKALEBBI’ .  Maksunya adalah perasaan saling menghargai antar sesama masyarakat.
ü  SIPAKAINGA’ . Maksudnya adalah saling mengingatkan antar sesama masyarakat terhadap hal-hal yang buruk dan bertentangan dengan syariat agama, yang akan menimbulkan perselisihan.
ü  SIPAKATAU . Maksudnya adalah saling menghormati antar sesama.




BAB II
PENELAAHAN KEPUSTAKAAN

A.    PENEMUAN YANG LALU
Sejarah tentang Mitologi penamaan “Bulukumpa“, konon bersumber dari dua kata dalam bahasa Bugis yaitu “Buluku“ dan “Mupa” yang dalam bahasa Indonesia berarti “masih gunung milik saya atau tetap gunung milik saya“. Mitos ini pertama kali muncul pada abad ke – 17 Masehi ketika terjadi perang saudara antara dua kerajaan besar di Sulawesi yaitu kerajaan Gowa dan kerajaan Bone. Di pesisir pantai yang bernama “tanahkongkong“, disitulah utusan Raja Gowa dan Raja Bone bertemu, mereka berunding secara damai dan menetapkan batas wilayah pengaruh kerajaan masing-masing. “Bangkeng Buki”, yang merupakan barisan lereng bukit dari Gunung Lompo Battang diklaim oleh pihak kerajaan Gowa sebagai batas wilayah kekuasaannya mulai dari Kindang sampai ke wilayah bagian timur. Namun pihak kerajaan Bone berkeras mempertahankan Bangkeng Buki sebagai wilayah kekuasaannya mulai dari barat sampai ke selatan. Berawal dari peristiwa tersebut kemudian tercetuslah kalimat dalam bahasa Bugis “Bulukumupa”, yang kemudian pada tingkatan dialeg tertentu mengalami perubahan proses bunyi menjadi “Bulukumpa”

B.     PENEMUAN BARU
Mitos penamaan Bulukumpa pertama kali muncul pada abad ke – 16 Masehi ketika terjadi perang saudara antara dua kerajaan besar di Sulawesi yaitu kerajaan Gowa dan kerajaan Bone. Dan di batas Bukit yang bernama Karampuang. Raja Bone masih mengklaim bahwa bukit Karampuang (Wilayah ini didekat perbatasan Kab. Bulukumba dan Kab. Sinjai) mengklaim masih Bukitnya, yang merupakan barisan lereng bukit dari Gunung Lompo Battang,oleh pihak kerajaan Gowa sebagai batas wilayah kekuasaannya. Namun pihak kerajaan Bone berkeras mempertahankan sebagai wilayah kekuasaannya mulai dari barat sampai ke selatan. Berawal dari peristiwa tersebut kemudian tercetuslah kalimat dalam bahasa Bugis “Bulukumupa”, yang kemudian pada tingkatan dialeg tertentu mengalami perubahan proses bunyi menjadi “Bulukumpa”


C.    TEORI YANG MENDASARI PENELITIAN
Banyaknya Mitologi penamaan “Bulukumba“, yang memiliki banyak versi, salah satunya adalah konon bersumber dari bahasa Konjo (Suku Konjo, Suku Asli Penduduk Bulukumba) yaitu “Bulukumpa” yang dalam bahasa Indonesia berarti “masih gunung milik saya atau tetap gunung milik saya“. Nama ini ini di gunakan pertama kali oleh salah satu AMMA TOWA yang ketika beliu berdiri di “JOJJOLO“(salah satu wilayah adat Gellarang JOJJOLO) beliau ditanya tentang keberadaan salah satu bukit yang berada dalam wilayah Desa Bonto Mangiring hari ini, yang mana beliau mengatakan „BULUKUUMPA“bahwa wilayah itu masih menjadi wilayah dari kekuasaan AMMATOA .


BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN

A.    PELAKSANAAN PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan dengan cara kunjungan langsung ke museum adat Bola Kambarae kecamatan Bulukumpa. Dengan jadwal sebagai berikut :

            Hari/tanggal    : Jumat,17 februari 2012
            Pukul               : 07.30 WITA – 09.30 WITA
            Tempat            : Museum Adat Bola Kambarae Kec. Bulukumpa.

B.     PESERTA DAN PROSES PENELITIAN.
Adapun peserta yang ikut dalam penelitian ini adalah kurang lebih berjumlah 60 orang ( gabungan kelas XII IPS 2 dan kelas XII IPS 3 ) yang dibimbing oleh bapak Bahar MB.S,Pd selaku guru bidang study sosiologi. Adapun narasumber selama penelitian adalah Bapak A.Rahmat Ansaruddin selaku pemilik museum rumah adat Bola Kambarae dan Pemangku adat Kecamatan Bulukumpa.



BAB IV
HASIL PENELITIAN
A.    SEJARAH KERAJAAN BULUKUMPA
Sejarah tentang  penamaan “Bulukumpa“, konon bersumber dari dua kata dalam bahasa Bugis yaitu “Buluku“ dan “Mupa” yang dalam bahasa Indonesia berarti “masih gunung milik saya atau tetap gunung milik saya“. Mitos ini pertama kali muncul pada abad ke – 16 Masehi ketika terjadi perang saudara antara dua kerajaan besar di Sulawesi yaitu kerajaan Gowa dan kerajaan Bone. Dan di batas Bukit yang bernama Karampuang. Raja Bone masih mengklaim bahwa bukit Karampuang (Wilayah ini didekat perbatasan Kab. Bulukumba dan Kab. Sinjai) mengklaim masih Bukitnya, yang merupakan barisan lereng bukit dari Gunung Lompo Battang,oleh pihak kerajaan Gowa sebagai batas wilayah kekuasaannya. Namun pihak kerajaan Bone berkeras mempertahankan sebagai wilayah kekuasaannya mulai dari barat sampai ke selatan. Berawal dari peristiwa tersebut kemudian tercetuslah kalimat dalam bahasa Bugis “Bulukumupa”, yang kemudian pada tingkatan dialeg tertentu mengalami perubahan proses bunyi menjadi “Bulukumpa”

Sejarah diatas memang perlu dikaji kembali, akan tetapi salah satu bukti pendukung ini adalah bahwa jauh sebelum pemekaran desa Bulo-bulo menjadi desa Salassa’e dan pemekaran desa Salassa’e menjadi Desa Bonto Mangiring di salah satu dusunnya ada dusun yang bernama dusun Bulukumpa. Dan didesa ini memiliki situs yang disebut BATU TUJUA ( tempat Pelantikan para raja yang akan berkuasa). Sejarah ini membantah tentang penamaan Bulukumpa yang lain yang sesungguhnya jauh dari Dominasi Kerajaan Bone atau Kerajaan Gowa. Konon sejak itulah nama Bulukumpa mulai ada, dan hingga saat ini resmi menjadi sebuah kecamatan di wilyah Bulukumba.
           
            Cikal bakal lahirnya kerajaan Bulukumpa yaitu dengan munculnya 7 Gellarang yang bersatu untuk membentuk sebuah kerajaan yaitu sebagai berikut :
1)      Gellarang Jawi – Jawi
2)      Gellarang Bulo – Bolu
3)      Gellarang Bulukumpa/ Salassae
4)      Gellarang Kambuno
5)      Gellarang Jojjolo
6)      Gellarang Balang Taroang
7)      Gellarang Bulo Lohe

Raja pertama kerajaan Bulukumpa adalah seorang keturunan dari kerajaan Bone yang bernama “Lapatau Matanna Tikka’” yang bergelar “Karaetta’ ri Nagauleng Mangngakua Dg.Pasau”
      Berikut sebagian arung/raja dan pelaksana tugas kerajaan yang pernah memimpin kerajaan Bulukumpa  :
Ø  Imaddolangeng Dg. Ngilau Karaetta Hajjie
Beliau adalah arung bulukumpa yang ke 10.
Ø  Karaeng Hajji Makkarodda
Beliau adalah sulle watang( wakil arung ) dari Imaddolangeng Dg. Ngilau Karaetta Hajjie
Ø  Imannodjengi Dg. Tiro
Beliau adalah adalah arung Bulukumpa yang ke 11. Pada masa beliau menjadi raja, sektor perekonomian kerajaan Bulukumpa berkembang pesat. Karena pada awalnya sebelum beliau menjabat pada tahun 1914,belum ada persawahan di wilayah Bulukumpa. Jadi,selama ini padi yang dikomsumsi masih berupa padi darat yang kualitasnya sangat keras. Baru kemudian setelah beliau menjabat,maka diadakanlah percetakan sawah pada tahun 1918.
Ø  A. Mappi Djappu Dg. Djarre
Beliau sebernanya bukanlah Arung,melainkan hanya pelaksana tugas Arung menggantikan posisi arung Imannodjengi Dg. Tiro untuk sementara.
Ø  A. Abduh Syukur Dg. Pabeta ( Arung Bulukumpa Ke-12 )
Ø  H. A. Mansur Dg. Sikki
Beliau adalah kepala Distrik Bulukumpa/ Tanete. Beliau juga adalah kepala camat pertama Kecamatan Bulukumpa.







B.     SEJARAH RUMAH ADAT BOLA KAMBARAE
Pada masa Bulukumpa masih berbentuk kerajaan, maka yang dijadikan rumah kerajaan pada waktu itu adalah rumah setip raja yang menjabat.
Berbicara mengenai Bola Kambarae atau dalam bahasa Indonesia “Rumah Kembar”. Alasan mengapa harus rumah kembar, karena pada waktu itu kerajaan Bulukumpa dipegang oleh 2 kerajaan besar di Sulawesi Selatan, yaitu Kerajaan Bone dan Kerajaan Gowa yang silih berganti memegang tampuk kerajaan.
Sementara rumah adat Bola Kambarae yang biasa kita lihat sekarang adalah rumah kerajaan mulai dari Arung/Raja bulukumpa yang ke 11 yaitu Imannodjengi Dg. Tiro sampai kerajaan Bulukumpa menjadi sebuah kecamatan. Pembangunannya dimulai pada tahun 1919 dan baru selesai pada tahun 1923.
Arsitek  Bola Kambarae sendiri sangatlah sederhana, karena berupa rumah panggung dan hanya terdapat 2 pintu( depan dan belakang ). Setiap tangganya memiliki “tapping” atau suatu atap yang bersusun – susun dan berciri khas rumah bangsawan atau rumah karaeng dalam pandangan masyarakat. (Kata “Karaeng” sendiri berasal dari bahasa Arab ٲلگڕیم (Al Karim) yang berarti “Yang Mulia” )
Sementara untuk warna, Rumah Adat Bola Kambarae memiliki warna kuning(warna kebesaran Kerajaan Bone) yang memiliki anggapan bahwa kuning adalah warnanya Emas dan padi,yang “berarti bahwa semakin berisi semakin merunduk”. Terdapat pula sedikit garis – garis dengan warna Hijau yang disamakn dengan Petani dengan anggapan bahwa Bulukumpa memiliki kekayaan alam yang berlimpah.






BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A.    KESIMPULAN
Mitos penamaan Bulukumpa pertama kali muncul pada abad ke – 16 Masehi ketika terjadi perang saudara antara dua kerajaan besar di Sulawesi yaitu kerajaan Gowa dan kerajaan Bone. Dan di batas Bukit yang bernama Karampuang. Raja Bone masih mengklaim bahwa bukit Karampuang (Wilayah ini didekat perbatasan Kab. Bulukumba dan Kab. Sinjai) mengklaim masih Bukitnya, yang merupakan barisan lereng bukit dari Gunung Lompo Battang,oleh pihak kerajaan Gowa sebagai batas wilayah kekuasaannya. Namun pihak kerajaan Bone berkeras mempertahankan sebagai wilayah kekuasaannya mulai dari barat sampai ke selatan. Berawal dari peristiwa tersebut kemudian tercetuslah kalimat dalam bahasa Bugis “Bulukumupa”, yang kemudian pada tingkatan dialeg tertentu mengalami perubahan proses bunyi menjadi “Bulukumpa”
Berbicara mengenai Bola Kambarae atau dalam bahasa Indonesia “Rumah Kembar”. Alasan mengapa harus rumah kembar, karena pada waktu itu kerajaan Bulukumpa dipegang oleh 2 kerajaan besar di Sulawesi selatan, yaitu kerajaan Bone dan kerajaan gowa yang silih berganti memegang tampuk kerajaan.
B.     SARAN
Dengan mempelajari sejarah Bulukumpa, diharapkan kita dapat mengetahui bagaimana perkembangan Bulukumpa dari zaman kerajaan hingga sekarang dan kitapun dapat mengetahui bagaimana situasi pemerintahan pada zaman kerajaan.
Dengan demikian, sejarah terbentuknya Bulukumpa sangat penting bagi masyarakat khusus untuk mengetnya masyarakat Bulukumpa sendiri. Dan kita dapat menimbulkan rasa persatuan dan kesatuan terhadap sesama generasi penerus bangsa khususnya di Bulukumpa demi terwujudnya Bulukumpa yang maju,adil, dan sejahtera.






FOTO FOTO DOKUMENTASI PENELITIAN
 


TERIMA KASIH
TTD
                               Azh’rulk Amard
     (Ziegenazrhul@yahoo.co.id)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar